Archive for Maret 2012

Sepi penuh rindu

No Comments »


Sepi enggan beranjak, dirimu tetap berjarak, aku hanya bisa bersajak untukmu, untuk rinduku.

Meretas rindu di malam yang syahdu. Tak ubah aku anak ayam menetas dari cangkang, mencari kau dalam cahaya silau itu.

Setumpuk rindu yang ku titip pada awan tak sampai tujuan. Kembali pulang dalam rinai hujan semalam.

Telah kututup pintu hati, tapi rindu mengetuknya berkali-kali. Datang dan datang lagi, hanya untuk menusukkan nyeri-nyeri.

Rintihan ranting dan daun kering yang terinjak, adalah hatiku yang menahan langkah kepergianmu.

Dalam sunyi yang paling senyap, bayangmu erat mendekap, mencekik segala lelap bersama arak yang mulai melesap.

Bayang mu menari-nari, menarik simpul pengerat hati. Rindu yang membawa ku kemari, meski dengan patahan hati.

Rembulan renta, setelah melihatmu mencari celah binar, dalam lingkup kegelapan, kau membuat ketidakpastian merombak asamu.

Syair pagi

No Comments »



Kita menyambut mentari yang sama, langit yang sama, dengan hati yang berbeda

Tak seperti pagi, rindu ini selalu bangun lebih awal, menerjemahkan cahaya di jendela kamarmu, sebelum mentari, sempat menyapa.

Ketika pagi menyapa, kilau embun telah membuka mataku, dengan cinta.

Di hatimu, matahariku terbit. Rindu terjaga dari mimpi panjangnya.Setelah gelap yang melelahkan, nyatanya cinta mampu menghadirkan pagi yang menggembirakan.

Kubisikan rindu pada desir angin dipantai, hingga kau takluk dipangkuanku.

Akulah Hujan

No Comments »


akulah hujan. yang rela kaulupakan. ketika tengah malam kau bersijengkat ke ranjang mencuri kehangatan.

akulah hujan. yang membuatmu berteduh dan bertemu gadis cantik yg mengubah hidupmu. aku terbiasa dilupakan.

akulah hujan. aku melihatmu duduk di jendela menerka-nerka apa yg kusembunyikan. aku suka menerka: apa yg kaupikirkan.

akulah hujan. suatu sore kau memeluk mesra pacarmu di bawah payung. tidakkah kau tahu: aku memayungimu dari kesedihan

Pakeliran Rindu

No Comments »

Kembali kau hadir meruang berkelana
semburat tatapmu masih saja setajam dulu
pakeliran seakan tersingkap hingga tereja kata rindu

aku yang diam bukan berarti endingkan cerita kita
hanya waktu kan jawab untuk bersua atau berpisah

kupu-kupu putih masih saja indah tuk dipandang
terbang hinggap dan melayang
berkecipak sayapnya mengembang pelangi jiwa

duhai yang mampu rebahkan rasa
pundak ini masih saja memangilmu
hingga pejam hantarkan detak meruang waktu

@yudhaKaa. Diberdayakan oleh Blogger.