Sepi penuh rindu


Sepi enggan beranjak, dirimu tetap berjarak, aku hanya bisa bersajak untukmu, untuk rinduku.

Meretas rindu di malam yang syahdu. Tak ubah aku anak ayam menetas dari cangkang, mencari kau dalam cahaya silau itu.

Setumpuk rindu yang ku titip pada awan tak sampai tujuan. Kembali pulang dalam rinai hujan semalam.

Telah kututup pintu hati, tapi rindu mengetuknya berkali-kali. Datang dan datang lagi, hanya untuk menusukkan nyeri-nyeri.

Rintihan ranting dan daun kering yang terinjak, adalah hatiku yang menahan langkah kepergianmu.

Dalam sunyi yang paling senyap, bayangmu erat mendekap, mencekik segala lelap bersama arak yang mulai melesap.

Bayang mu menari-nari, menarik simpul pengerat hati. Rindu yang membawa ku kemari, meski dengan patahan hati.

Rembulan renta, setelah melihatmu mencari celah binar, dalam lingkup kegelapan, kau membuat ketidakpastian merombak asamu.

This entry was posted on Jumat, 30 Maret 2012. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

@yudhaKaa. Diberdayakan oleh Blogger.